Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Mei 21, 2009

ujung genteng












Bulan april 2009 kemarin, aku pergi ke pantai ujung genteng, sukabumi. Setelah sebelumnya tanpa sengaja ada operator tur yang mengirimiku email perihal jalan2 keberbagai tempat didaerah jawa.

Ternyata tur tersebut beralamat dekat dengan kantor temenku yang mau ikut juga. Jadilah dia survei, kan takut dong pembayaran transfer tapi ntar dibawa kabur...walaupun jumlahnya ga seberapa tapi nyesek lah ya. Eh, ternyata si ibu dari yang punya operator tur tersebut sudah lama kenal dengan temenku. Jadi ya ga masalah.

Ujung genteng ini udah jadi inceran sejak sma. Dulu waktu masih sma, anak2 yang kelas biologi diajak study tour oleh guru biologi. Sedangkan kami yang kelas fisika bener2 gak diajak. Nyebelin banget. Dan setelah sekian lama baru terwujud. Yah lumayan lah daripada ga kesampean.

Walaupun aku lahir di sukabumi, ujung genteng itu jauh dari kotaku. Bisa 5 jam perjalanan jauhnya. Dan kalo ga punya kendaraan sendiri susah untuk jalan sendiri. Karna aku ikut tur, aku gak pusing lagi pokoknya nyampe tempat n makan terjamin.

Jam 6 pagi aku dan 2 temanku dengan peserta yang lain sudah kumpul. Dan langsung berangkat. Dijalan kami 2x berhenti untuk istirahat sebentar dan makan. Sebenernya itinerary hari itu adalah ke air terjun curug cikaso dulu. Tapi karena cuaca mendung, dan hujan pula jadi rencana perjalanan kami berubah menjadi ke Amanda ratu dahulu.

Jam 3 sore kami tiba di amanda ratu. Amanda ratu tempat yang indah, dengan pulau kecil seperti bali dengan tanah lot nya. Banyak orang yang memancing di tempat ini. Tapi airnya coklat. Tempat ini dikelola dengan baik karna bagian dari hotel. Jalan menuju ketempat ini pun sudah diaspal. Aku langsung beraksi dengan kamera sakuku. Eh, tapi celana pendekku ternyata sobek waktu sedang mengambil foto. Ya, terpaksa ganti celana. Mana baru lagi. Huh...

Satu jam berlalu dan kami langsung melanjutkan perjalanan menuju ke hotel. Di hotel kami bagi kamar, istirahat sebentar sebelum makan malam untuk lanjut ke pantai pangumbahan.

Jam 8 malam, rombongan tukang ojek menjemput kami untuk pergi ke pantai pangumbahan melihat penyu bertelur. 1 orang 1 ojek. Seru juga. Kami konvoi melewati pantai, rawa dengan melintasi jalan yang hanya cukup untuk 1 motor. Di kanan dan kiri kami hanya semak belukar yang tinggi. Jadi kaki kami sudah pasti kena semak tersebut. Lumayan sakit juga. Untung aku pakai celana batik beli di jogja waktu traveling akhir tahun kemarin, dan pakai sendal serta kaus kaki plus jaket. Jadi ya ga dingin dan ga sakit. Tapi celana batiknya ketat banget. Takut robek. Mana musti ngangkang lagi duduknya. Kan naek ojek...

Pantai pangumbahan ini termasuk cagar alam yang dilindungi. Mereka membudidayakan penyu agar kelestariannya terjamin. Sebelum kami sampai pantai, kami melihat penyu2 kecil yang kemarin baru menetas di ember kecil. Aduh lucu banget. Kami langsung berebut untuk foto bersama mereka. Dulu aku suka sekali makan telur penyu. Rasanya enak. Berlendir, dan dimakan dengan garam n merica. Tapi sekarang sudah tidak ada yang jualan lagi seperti dulu. Waktu aku iseng tanya ke abang yang jaga. Mereka bilang bisa saja kalo kami mau beli telor penyu tersebut. 1 telur Rp. 4000,- lumayan lah. Karna waktu jalan pulang ga ketemu lagi dengan abangnya jadi gak jadi beli deh.

Dari situ kami berjalan dijalan setapak menuju ke pantai pangumbahan tempat penyu bertelur. Dengan senter di tangan kami cekikikan di jalan. kaya anggota lima sekawan lagi berpetualang rasanya. Sampai pantai kami disuruh menunggu. Tidak diperbolehkan ada lampu flash kamera/ senter. Katanya sih bisa ganggu nelayan di laut. Kami cukup lama menunggu disitu. Duduk dipasir lembut, bengong, ngobrol, bengong lagi. Sambil garuk2 soalnya banyak nyamuk. Menikmati bulan malu2...damai banget, cuman terdengar ombak yang menyapu pantai. Jadi inget buku heaven is so real deh. Yang belom baca buku ini sok dibaca dulu ya.

Setelah setengah jam menunggu, kami jalan menyusuri pantai menuju tempat penyu bertelur. Dipasir ada beberapa jejak penyu ngesot yang sudah bertelur dan kembali lagi ke laut. Dan setelah jalan agak lama baru deh ketemu penyu yang gede banget. Kami sampai kalap berebut foto dengan penyu tersebut. Abangnya sampai marah2. Yah mau gimana lagi. Penyu nya juga udah bohwat n stress mau pulang ke laut ga bisa. Ga papa kali ya jadi selebritis 1 jam. Cuman sayang banget kami gak bisa lihat pas penyu nya sedang bertelur. Kan lucu banget tu, kayak di tv.

Waktu jalan pulang aku ambil sebotol penuh pasir pantai pangumbahan yang rasanya lembut dengan bongkahan sebesar gula pasir dan berwarna coklat muda dan tua buat koleksi. Puas rasanya. Diluar sudah menunggu tukang ojek untuk membawa kami ke hotel kembali.

Sampai di hotel, kami mulai berembuk untuk merencanakan melihat sunrise di pantai cipanarikan. Karna bukan itinerary dari tur yang bersangkutan jadi ya kami musti bayar sendiri. Ongkos ojek untuk pulang pergi rp 40.000,- karna lebih jauh lagi daripada ke pantai pangumbahan. Ya udahlah. Kapan lagi lihat sunrise di pantai. Lah kalo dijakarta aja bangun pagi jam 8. Nyampe hotel ngecek celanaku, bolong dikit...liburan kali ini beneran tentang celana...

Alarm berkumandang jam 5, langsung mandi siap2 mau liat sunrise. Temanku susah banget bangunnya. Akh liburan gene emang gak rela bangun pagi. Tapi demi sunrise? Bye bye ranjang! Didepan hotel langsung pantai. Langit masih gelap dan disekitar pantai banyak anjing kampung. Pantai didepan hotel ini pasirnya bercampur dengan kerang2 kecil yang sudah pecah. Jadi kalau jalan kaki tanpa alas. Lumayan nyeri juga.

Jam 6 kami langsung kembali ke hotel untuk pergi dengan ojek ke pantai cipanarikan. Melewati jalan ke pantai pangumbahan. Ketika sampai kami langsung menyusuri jalan setapak dan melihat banyak lubang tempat kepiting berlindung. Ketika jalan setapak habis, langsung terbentang pantai yang lebar dan indah. Gak ada orang lain selain kami saja. Dan kayaknya pantai ini bukan tempat sunrise deh. Tapi awan terlihat indah dan memukau. Kami menyusuri pantai dan terlihat karang2 hitam yang berundak-undak. Cantik sekali seperti singgasana. Hari semakin siang dan panas. Tapi semakin lama kami tidak ingin pulang karena bagus banget. Main air sebentar, ambil foto dan langsung ke hotel.

Jam 11 siang kami check out dari hotel menuju air terjun curug cikaso. Sampai disana kami harus naik perahu dahulu sekitar 5 menit saja sebelum sampai di air terjun. Jalan sebentar dan langsung terlihat 3 air terjun yang lebar. Tempatnya sejuk karena banyak pohon besar. Dan untungnya cuaca cerah, kalau hujan, tanah disekitar jadi licin. Banyak angle bagus untuk fotografi berobjek air terjun tersebut. Pengunjung termasuk banyak juga, dan banyak orang yang berenang di bawah air terjun. Tapi karena airnya hijau...mhhh...enggak deh, cukup foto2 saja.

Siangnya kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Jakarta. Lumayan juga liburan kali ini. Objek yang aku pengen kunjungi tercapai, foto2 bagus sudah dikamera, cuman yang bikin bete ya perjalanannya itu yang bisa 8 jam. Pegel...dan besok kerja oy...yah back to routine…mau gimana lage. Tapi biar kenangan indah yang terpatri di ingatan bisa bikin semangat kerja lagi. Sampai ketemu di liburan selanjutnya. Dadah...

2 komentar:

  1. Ga tau kalo celana batik u jg robek, wkakak...
    Yg paling g sesalin, g ga bisa abadikan tragedi celana di amanda ratu, padahal it was d best moment ever, hihi... (gara2 kamera g mati sech :<

    BalasHapus
  2. g mo dong info tour travel na.
    tq b4

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...